Ilustrasi penggabungan dua lubang hitam |
AstroNesia ~ Untuk kedua kalinya, ilmuwan mendeteksi gelombang gravitasi, riak aneh di ruang-waktu yang pertama kali diramalkan oleh Albert Einstein seabad yang lalu.
Fenomena ini terjadi ketika dua lubang hitam bertabrakan dan kemudian saling menyatu, melepaskan energi dalam bentuk gelombang gravitasi. Penyatuan ini menghasilkan lubang hitam besar tunggal yang bermassa 21 kali massa matahari.
Selama merger, yang terjadi sekitar 1,4 miliar tahun lalu, jumlah energi kira-kira setara dengan massa matahari diubah menjadi gelombang gravitasi.
Pendeteksian gelombang gravitasi pertama kali terjadi pada 11 Februari, dan menjadi tonggak sejarah dalam fisika dan astronomi. Penemuan terbaru ini, yang diumumkan pada Rabu, memberikan konfirmasi lebih lanjut dari teori relativitas umum Einstein dan mengamankan masa depan gelombang gravitasi sebagai cara fundamental baru dalam dunia astronomi untuk mengamati alam semesta.
Gelombang gravitasi membawa informasi tentang sifat gravitasi yang tidak dapat diperoleh sebelumnya.
"Sekarang kita dapat mendeteksi gelombang gravitasi, mereka akan menjadi sumber informasi baru yang fenomenal tentang galaksi kita dan cara yang sama sekali baru untuk mempelajari alam semesta," kata Chad Hanna, asisten profesor of physics and astronomy and astrophysics di Penn State University.
Gelombang gravitasi yang di umumkan pada hari Rabu ini melakukan perjalanan selama 1,4 miliar tahun sebelum mereka mencapai Bumi pada akhir tahun lalu dan di deteksi oleh Laser Interferometer Gravitational-wave Observatory (LIGO).
Penemuan itu diumumkan pada pertemuan tahunan American Astronomical Society di San Diego, Rabu dan juga di publikasi dalam jurnal Physical Review Letters.
0 komentar:
Posting Komentar